Wednesday, June 11, 2008

My Indonesia ( bahasa version)


Kadang saya berpikir... kenapa saya merasa begitu kesal dan kecewa dengan pemerintah sby-kalla. Dulu pada masa president sebelumnya sebenarnya lebih parah. Tetapi mungkin karena saya terlanjur berharap banyak pada pasangan ini. Bahkan saya yang sebelumnya termasuk golongan golput, rela2in mengorbankan waktu tidur untuk bangun pagi ikutan pemilu. Sia2 aja usahaku waktu itu. Mungkin memang sudah takdir, Indonesia bakalan mundur dan hancur .
Kabinet tidak becus, menteri asal bicara dan sama sekali tidak menganyomi masyarakat. DPR yang haus darah, asik minta kenaikan gaji tetapi tidak mau mengerti bahwa gaji=uang keringat rakyat. Rakyat dibikin berdarah darah untuk membayar gaji mereka.
Para pejabat tidak mau mengerti bahwa mereka sebenarnya wakil rakyat bukan boss dari perusahaan dengan nama "Indonesia". Mereka harus 'bow' atau hormat pada rakyat bukan rakyat yang sampe tertunduk tunduk melihat mereka. Emangnya ini masih masa imperialisme? Masa raja2 yang kemana mana harus di kipasin dan di payungin?
Selebriti aja walaupun kawin cerai, suka goyang seksi dan pakaian seksi aja menurut saya lebih terhormat dari para pejabat yang kemana mana pakai kopiah atau jilbab tetapi hati sehitam lumpur lapindo dan lebih haus darah dari lintah. Selebriti itu mencari uang dengan halal. Hasil usaha sendiri. Para pejabat????? Malu deh!!!
Bayangkan menteri kita bisa tiba2 jadi orang terkaya di Indonesia loh!!! Hebat kan. Ancungkan jempol !
Katanya APBN bisa jebol untuk bayar subsidi BBM tetapi kok tidak jebol yah bila dipakai untuk menanggung kesalahan perusahaan milik salah satu menteri ( yang langsung dibalik nama bukan lagi perusahaannya tetapi dah milik PT. ini-itu, biasalah... Indonesian menganut paham "lempar batu, sembunyi tangan") yang mengakibatkan berpuluh ribu orang di Sidoharjo dan sekitarnya kehilangan rumah tinggal dan pekerjaan. Seingat ku, Sidoharjo adalah salah satu sentra ekonomi di Jatim dengan banyaknya home industri dan yang paling kita ingat tentu keripik Sidoharjo. Semuanya hancur lebur dalam sekejab mata karena kesalahan dari LAPINDO terhormat dimana tidak mau dan takut mengeluarkan biaya untuk memperbaiki kesalahan teknis waktu itu dan sekarang sudah 2 tahun berlalu, masalah makin parah dan pemerintah berpaling muka bahkan mengeluarkan KEPPRES yang merugikan rakyat. Sekali lagi : Rakyat Kecil yang dikorbankan. Bila otak tenaga ahli kita tidak cukup encer, bayar lah tenaga ahli dari luar yang bisa menberikan solusi yang mungkin mahal tetapi tepat sasaran.
Menteri2 pun kebanyakan tidak becus, MenKes kita punya hobi cari sensasi dan suka menepuk air ke muka sendiri, setelah bikin buku yang tanpa bukti yang menuduh pihak Amrik menciptakan senjata biologis dari sample virus flu burung asal Indonesia (tentu saja Sby ditegur pihak Amrik dan buku tersebut yang versi English di tarik tetapi yang versi Indonesia dengan tidak malu2 masih beredar...ngak mau rugi kali yah sudah habisin duit buat cetak buku..) Muncul lagi kasus Namru dan dengan anehnya mengatakan "lah, kok penelitian kesehatan dibawah militer" Ini menteri yang pernah jadi dosen ato mantri desa ya??? Saya yang rakyat jelat aja tau kalo di militer ada dokter dan ada pusat penelitian bawah naungan militer. Toh di film2 bioskop aja banyak di singgung meski di film versi ngeri mis experiment gagal dan jadi mutant...hmmm... tetapi bila jadi wolverine nya X-man tidak apalah..
Semalam hampir midnight, lagi browsing channel tv, tiba tiba terlihat wajah mensos kita yang mengomentari soal BLT yang mana kebanyakan di tolak dibagikan oleh lurah, camat dll... ya jelas lah... data yang dipakai taun 2005 sekarang dah 2008, ada orang miskin yang sudah meninggal, pindah desa, dan banyak yang jatuh miskin juga , bila banyak penduduk miskin yang tidak dibagikan ato terbagikan, siapa yang kena amukan rakyat? Tetapi yang bikin saya kesal adalah dengan angkuhnya BELIAU menjawab begini ( bukan word to word ya, tetapi main point aja ) " Blt adalah hak bukan kewajiban jadi mau ambil ya, monggo, tidak mau yah terserah." Masak pejabat ngomong kayak gitu. Bila anak anda tidak mau makan nasi, apakah anda bilang "ngak mau makan yah terserah, yang lapar kamu toh"???? Nurut saya BLT ambil aja, bila tidak, percayalah, uang tersebut tidak akan kembali dalam APBN tetapi raib entah kemana....Itupun tidak di korup sebelum sampai ke tangan yang berhak( rakyat miskin).
Masalah di Indonesia tidak akan habis2nya bila human value dari rakyat kita dah pupus. Nasionalist tidak ada lagi, yang ada cuma usaha memperkaya diri.
Bila kita bercermin dari negara lain, mis China, setelah kecelakaan KA fatal( few months back) Menteri KA dan dirut2nya langsung dipecat. Di Jepang, Menteri yang ketahuan salah atau lalai dalam tugas bahkan melakukan'harakiri' karena malu menghadap rakyat. Bencana Shichuan yang menelan banyak korban dan meluluh lantakkan beberapa kota di sana langsung di antisipasi pemerintah China. PM Wen Chia Bau sampai turun tangan ke lokasi turut mencari korban dan menghibur korban. Rencana jangka panjang untuk rebuilt propinsi Shichuan langsung di rancang, sumbangan/ donation yang jumlah sangat besar langsung diaudit untuk menghindari korupsi. Bahkan robohnya bangun sekolah di Beichuan yang konstrusksi lemah langsung di selidiki, saya percaya kontraktornya dah kebet kebit ketakutan karena ganjarannya pasti hukuman mati. Nurut saya sih pantas karena ketamakan sesaat mengakibatkan ratusan murid yang tidak bersalah meninggal di timpa bangunan. Betapa sedihnya orangtua yang ditinggal mati anak2nya.......
Di Indonesia bahkan sebaliknya. Setelah Tsunami Aceh, sumbangan yang sangat besar malah dikorupsi. Pada saat bantuan pangan dan minuman tiba di aceh, pembagiannya malah menunjukkan sikap racist. Cuma muslim aceh yang di bagikan. Korban yang hidup malah menggunakan moment ini untuk memperkaya diri. Sukarelawan yang hendak nginap di rumah penduduk lokal yang msih utuh dikenakan biaya setinggi langit. And... malah semakin banyak muncul orang2 kaya di aceh yang membawa fresh cash alias uang tunai untuk belanja di medan, malaysia singapura tiap weekend. Saya pernah saksikan dengan mata kepala sendiri, they fish out bergepok gepok uang ratusan ribu rupiah untuk beli sehelai kain yang hendak di jadikan jibab. Itu pun di Media dikatakan aceh masih terbengkalai after tsunami. Rumah rakyat yang dibangun leh beberapa lembaga bantuan international mis RED CROSS, IOM tidak mau dihuni, bahkan ada yang di sewakan. Preman di area sekitar minta restribusi atau merusak rumah2 yang di bangun. Bahkan kontraktor pemenang tender pembangunan rumah bantuan bencana tersebut (yang mana mostly orang aceh juga malah 'mengkorupsi biaya pembangunan" dengan menurunkan mutu bahan bangunan)
Menteri dan pejabat di Indonesia yang di tangkap KPK bahkan senyum2 di TV layaknya pemenang piala citra. Sungguh memalukan. Moral yang sudah rusak tidak mengenal kata malu lagi....
Sungguh malang nasibmu Indonesiaku.
Apakah ada lagi orang yang benar2 mencintai negeri ini yang mampu memimpin rakyat yang dah sudah pupus harapan?
Indonesia hanya mampu dipimpin oleh pemimpin yang bertangan besi tetapi bijak dan nasionalist mungkin seperti mantan preident Vladimir Putin atau president Hu JinTau.
Pilpres sudah diambang mata, adakah calon pemimpin yang competent?
Sby orangnya nurut saya sebenarnya cukup bersih dan terpelajar but without power, it's all the same, worthless! Tidak punya suara dan menjadi boneka. Kabinetnya yang di pilih atas politik "thank you" bukan berdasarkan kwalitas and ability untuk memimpin negeri ini, jadinya malah amburadul. Walpres sendiri bahkan mengatakan bahwa rakyat di untungkan dengan kenaikkan BBM and pembagian BLT and dengan kenaikkan ini, tidak akan menambah jumlah rakyat miskin. Mana mungkin??? Hello, can you do the math? Kenaikkan BBm 30% mengakibatkan harga pangan naik min 10% belum lagi yang lain2. Mie instant Korea "NongSim" kegemaranku yang harganya dulu Rp.5000 dah lompat ke Rp.7500. Rakyat yang paling tercekik dan menderita. Katanya APBN untuk rakyat kok malah jadi pencekik rakyat? Dimanakah hati nurani para pemimpin negeri ini?
Apakah masih ada harapan untuk negeri ini? Apakah sudah sampai didasar jurang atau masih di tepi tebing? Sungguh tidak ada yang mampu menjawab....

No comments: